Saturday 11 October 2014

Kategori: , , , , , ,

Kisah Wanita Mualaf dari Eropa


Assalamualaikum Wa Rahmatullah Wa Barakatuh

Saya lahir di kota kecil di Rumania, sebuah negara di Eropa Tenggara. Sekitar 97% penduduknya beragama kristen ortodoks, namun banyak yang tak melaksanakan ajarannya. Agama telah berubah menjadi semacam tradisi, kearifan lokal, dan budaya. Agama dipandang sebagai sesuatu yang dimiliki oleh setiap orang, namun tak patut untuk diperlihatkan kepada orang lain. Anda harus menyimpannya untuk diri anda sendiri, atau membicarakannya sepintas saja.

Sejak muda, saya sangat terpikat dengan agama. Saya senang berdoa dan hadir di gereja. Bibi ibu saya yang selalu mengajak saya ke gereja dan mengajarkan saya tentang ajaran kristen. Saya memanggilnya Mamaitza. Orang tua saya tidak pernah senang dengan tindakan saya untuk terlalu agamis, tapi tidak melarang saya untuk mendengar cerita-cerita Mamaitza atau pun pergi bersamanya.

Ketika saya berumur 16 tahun, saya pinda ke Amerika untuk menamatkan SMA hingga kemudian meneruskan sekolah di universitas. Hingga saya berumur 23 tahun, saya masih di Amerika untuk bekerja dan menyelesaikan pendidikan master saya. Saya tak mengetahui apa pun tentang Islam ketika pertama kali pidah ke sini. Bahkan saya tidak tahu bahwa Islam adalah sebuah keyakinan, namun hanya melihatnya sebagai sebuah rezim politik. Selama belajar di universitas, saya mempelajari ajaran Islam dasar, yakni seperti tak makan daging babi, berhijab, dan mungkin beberapa cara ibadah. 

Setelah tamat, saya bertemu seorang pria muslim yang memperlakukan saya lain daripada yang lain, dia begitu menghargai saya, mempertanyakan kepercayaan saya. Dialah yang kemudian menjadi teman baik saya, dan orang yang akan saya terus sampaikan ucapan terima kasih sedalam-dalamnya. Dia membawa pengetahuan saya mengenai Islam ke level yang lebih tinggi, mengajukan pertanyaan kepada saya tentang kepercayaan saya tanpa mengharapkan jawaban, dan menunjukkan kepada saya kelogisan dan kebenaran Al-Qur’an. Namun rasa keingintahuan saya meningkat jauh melebihi pengetahuan yang dia punya, dan itu membangkitkan minat saya untuk terus belajar, haus untuk mengetahui lebih dalam.

Saya selalu berpikir bahwa Allah pelan-pelan menyiapkan musim panas itu untuk saya memeluk Islam. Sejak dulu, saya selalu tertarik dengan agama, meski saya tak banyak melaksanakan ajarannya. Saya hadir ke gereja dan senang berdoa. Datang ke Amerika mencegah saya untuk menyembah foto orang-orang suci, dan membuat saya menyembah satu-satunya Dzat, satu-satunya Tuhan, Allah subahahuwata'ala. 

Kemudian, saya berhenti minum muniman keras, bahkan berhenti bersosialisasi karena saya mulai stres dan mulai punya masalah besar. Saya berhenti pergi ke klub malam dan mulai pergi ke gereja lagi, sebuah pengalaman lama yang membantu saya menyadari kedangkalan agama saya. Setelah mencapai tahap akhir itu, Allah menunjukkan Islam kepada saya.

Selama musim panas tahun 2011, saya sangat terobsesi dengan Islam. Saya mulai mencari sendiri, tapi pemahaman yang sedikit mengenai Islam membatasi saya. Karena itu, saya menghubungi sepasang suami-istri yang telah lama saya kenal, di mana si laki-laki yang telah masuk Islam menjadi sangat berilmu tentang Islam. Dia memberitahu saya di mana harus mencari sumber informasi tentang Islam, apa yang perlu didengar, dan membantu saya melepaskan perasaan stres yang telah saya alami. Saya merasa saya sedang menyingkap tabir siapa diri saya sebenarnya dan karena itu saya langsung bentrok dengan orang tua saya.

Meskipun terjadi berbagai keraguan dan kejadian menyedihkan, saya tak bisa berhenti untuk mencari tentang Islam. Ada beberapa hal yang membuat saya sangat tertarik meski ada banyak hal yang saya tak mengerti atau tidak cukup paham tentang Islam. Saya hanya tak bisa membuang ketertarikan itu begitu saja. Lalu apa yang membuat saya meneruskan pencarian?

Saya percaya kepada Allah dan suatu saat saya berdoa kepada-Nya,"Saya tahu ada hal-hal yang mungkin saya tak pahami tapi saya tetap memercayai-Nya biar pun saya tak mendapatkan semua jawaban itu, tapi jika ini adalah jalan-Nya untuk menunjuki saya pada sebuah jawaban pasti, maka akan saya lanjutkan pencarian ini." Saya manangisi diri saya sendiri dan meminta pertolongan. Saya bertanya kepada Allah apakah yang saya lakukan dulu keliru dan saya meminta Dia untuk memberikan apa yang saya butuhkan. Itulah doa yang kemudian menganugerahi saya Islam dan itulah doa yang mendorong saya untuk terus mencari dan mencari hingga akhirnya saya temukan jawabannya.

Pencarian saya tentang Islam berlanjut hingga 6 bulan, sampai saya yakin bahwa Islam adalah kebenaran sesungguhnya. Namun saat itu saya ragu untuk segera masuk Islam. Saya takut dengan yang namanya ibadah dan kalau nanti saya melakukan kesalahan. Saat itu saya takut dengan hal-hal detil tentang Islam yang saya sendiri belum mengetahuinya. Namun akhirnya, saya mengikrarkan syahadatain di akhir Januari 2012 di rumah saya sendiri. Dan akhirnya saya melakukan shalat yang sesungguhnya. SAYA TIDAK PERNAH MEARASA SEDAMAI ITU DALAM HIDUP SAYA SEPERTI KETIKA SAYA MASUK ISLAM. 

Saya akui, saat itu saya masih memiliki keragu-raguan, tapi saya selalu meminta kepada Allah untuk memberikan jawabannya, dan Dia pasti memberikannya (SubhanaAllah). Telah ada hari di mana saya sedikit kehilangan arah maka saya akan meminta jawaban, pertolongan, kedamaian kepada-Nya. Saya tidak pernah lagi merasa kesepian sejak saya masuk Islam. Sebaliknya sebanyak apa pun tekanan batin, sebanyak apa pun yang saya butuhkan, sebanyak apa pun kesulitan yang akan saya alami, tak pernah ada lagi perasaan berat yang seolah tertimpa beban yang tak bisa ditanggung, karena saya telah memperoleh apa yang selama ini saya butuhkan (Alhamdulillah): jawaban, solusi, ide, apa pun. Saya akan berdoa atau istikhara dan saya akan mendapatkannya. Dan bahkan ketika saya belum masuk Islam, saya meminta kebenaran, saya mendapatkan Islam sebagai jawaban. Dan ketika saya bertanya apa pun mengenai Islam, saya temukan jawabannya -tak ada yang lebih ajaib daripada itu.

Tak ada yang tak masuk akal dalam ajaran Islam. Tentu ada banyak hal yang kita tak memiliki ilmu tentang Al-Qur’an dan Sunnah, karena Allah sendiri telah mengabarkan kepada kita bahwa kita tidak akan pernah memiliki seluruh ilmu di dunia ini. Tapi itu adalah hal-hal yang bersifat tak wajib, bukan merupakan pilar, atau inti dari agama.

Alasan lain saya percaya pada Islam adalah karena banyaknya tanda kebenaran Al-Qur’an. Ini merupakan alasan yang selalu saya berikan kepada orang-orang yang kecewa dengan keislaman saya. Itu menjadi alasan utama bagi saya untuk masuk Islam, tapi banyak orang tak melihatnya, seperti Kisah Firaun -bagaimana Allah mengabarkan kepada kita bahwa Allah akan mengabadikan tubuh Firaun sebagai tanda Kekuasaan-Nya dan tubuhnya sekarang benar-benar abadi dilindungi di sebuah musium di Prancis; kisah tentang semut -bagaimana Allah mengabarkan kepada kita bahwa Nabi Sulaiman memahami percakapan antarsemut, dan di tahun 2009 ilmuan teleh menemukan bahwa semut memiliki sistem komunikasi tersendiri; kisah besi -bagaimana Allah menyebutkan bahwa Dia menurunkan besi, besi pertama -seperti terdapat pada unsur bumi adalah dari meteor yang menghantam bumi di zaman dinosaurus; bumi -bagaimana Allah menyebutkan bahwa bumi retak atau lautan memiliki dua arus, yakni air panas dan dingin. Saya hanya bisa tersenyum kepada orang-orang suka menyerang Islam karena dalam Al-Qur’an telah dikabarkan bagaimana keadaan setiap kali manusia meminta tanda-tanda kebesaran-Nya, dan ketika tanda-tanda tersebut datang kepadanya, mereka tetap mengingkari-Nya. Mereka akan berkata, "Pasti ini adalah sebuah sihir atau ilusi, ini pasti bukan benar-benar tanda-tanda Kekuasaan-Nya."

Terakhir, alasan puncak yang membuat saya memercayai Islam adalah Nabi Muhammad salallahu alaihi wa sallam. Beliau telah mencontohkan teladan hidup dan teladan figur yang begitu mengagumkan. Tindakan, kisah, perjuangan, dan kemenangannya bukan merupakan sesuatu yang sederhana, yang bisa dilakukan oleh setiap manusia. Ketetapan hati dan kekuatannya tidak seperti orang biasa. Hidup dan ajarannya -Masyaallah- begitu dalam dan sebagai pernyataan terang bahwa Islam adalah kebenaran yang membuat saya tak bisa mengingkarinya.

Ketika anda menggabungkan seluruh alasan dan kisah-kisah mualaf yang mengagumkan, hal itu benar-benar membuat sulit untuk mengingkari agama yang indah ini. Tak ada satu hal pun yang lebih saya percayai ketimbang Islam. Saya berdoa, Insyaallah akan bertambah dan bertambah orang-orang yang melihat dan merasakan apa yang telah saya lihat dan rasakan.

Alhamdulillah dan JazakAllah Khair karena telah membaca kisah saya


Alina C
 Hadith of the Day

avatarRedaksi
Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda. Dipersilakan membagikan artikel-artikel yang ada di blog ini tanpa perlu meminta izin kepada tim redaksi kisah muslim dunia dengan tetap mencantumkan sumber.

← Bagikan


Share/Bookmark

2 comments:

  1. terima kasih artikelnya sangat bermanfaat salam dari PRODUSEN MUKENA SANTUNG

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya mas eko terima kasih telah mampir. semoga tetap bermanfaat.

      Delete