juga mengajak ibunya masuk Islam dan ibunya juga masuk Islam. Kemudian beliau menceritakan sebuah cerita.
Suatu hari, ibunya menyapa wanita itu dan bertanya kepadanya, ”Apakah anda muslim?”
wanita itu menjawab, “Bukan, saya bukan muslim.”
Kemudian ibunya bertanya,” Lalu mengapa anda datang ke masjid? Apakah anda ingin masuk Islam?”
wanita itu menjawab, “Tidak, saya tidak ingin masuk Islam.”
“Lalu mengapa anda datang ke masjid?” ibunya bertanya lagi.
Wanita tersebut kemudian menjelaskan, “Saya tengah mengalami kegelisahan, keresahan atau depresi yang sangat dalam. Saya sudah coba terapi psikologis, tetapi tak berpengaruh sama sekali. Kemudian beberapa orang memberi saran kepada saya untuk mencoba terapi agama. Sehingga saya pergi ke gereja untuk berdoa di sana. Orang-orang di gereja hanya bermain musik dan membacakan kitab suci kepada kami kemudian kami akan bergoyang-goyang bersama, akan tetapi kegundahan saya tetap tidak berkurang sedikit pun. Kemudian ada yang mengatakan kepada saya untuk pergi ke kuil Budha, dan berbagai agama lainnya, hingga akhirnya saya mencoba Islam. Saya mulai datang ke masjid di waktu malam hari (yaitu Maghrib dan Isya’) untuk shalat, karena dhuhur dan asar tidak membaca surat dengan keras. Dan saya datang ke masjid untuk shalat terus menerus karena saya sangat suka dengan nyanyian (bacaan) imam.”
Ibunya mengatakan kepada wanita itu, “Orang yang membaca dalam shalat itu adalah imam dan yang dibaca bukanlah lagu, bukan pula sesuatu hal yang telah ia tulis sendiri, itu adalah Kalimat-Kalimat Allaah azzawajal. Anda bisa membaca dan mendengarkannya sendiri. Coba cari di internet bacaan al-Qur’an Qori ini dan itu pasti anda akan mendapatkan bacaan Al-Qur’an yang sangat indah. Tetapi apa yang anda rasakan ketika anda shalat?”
Wanita tersebut menjawab, “Ketika saya shalat dan mendengarkan bacaan Al-Qur’an, seluruh kegundahan dan kegelisahan saya lenyap dan saya akan merasakan bahagia selama tiga atau empat hari kemudian kegundahan dan kegelisahan itu akan datang kembali. Sehingga saya datang kembali ke masjid untuk shalat, dan akan merasakan bahagia selama tiga atau empat hari. “
Kemudian ibunya menerangkan Islam kepada wanita tersebut.
Saya tidak tahu apakah wanita tersebut masuk Islam atau tidak, tetapi yang paling penting dari kisah ini adalah meskipun seorang wanita yang bahkan bukan muslim sekalipun merasakan kedamaian dan kebahagiaan yang tidak terkira ketika dia melakukan shalat… bagaimana dengan kita?
← Bagikan

0 comments:
Post a Comment