Wednesday 15 October 2014

Kategori: , , ,

Kisah Pria 78 Tahun Masuk Islam


Saya masuk Islam di usia senja, 78 tahun, setelah sebuah proses yang begitu sulit saya pahami, saya lalui.

Saya memiliki anak laki-laki yang telah masuk Islam sekitar enam tahun yang lalu. Setelah ia masuk Islam, hubungan saya dengannya berubah. Ia menjadi musuh saya dan ia terasingkan dari seluruh keluarga besar. Saya menikah dengan lima wanita dan dikaruniai 39 anak.

Baru-baru ini saya pergi berobat ke kota di mana tiga anak laki-laki saya bekerja di sana termasuk anak saya yang telah masuk Islam dan sayangnya saya tidak memberitahukan anak laki-laki saya yang telah masuk Islam itu tentang kedatangan saya. Namun tiba-tiba, karena berada di kota yang sama, ia datang pagi-pagi sekali untuk menjenguk saya. Ia menghabiskan sebagian besar waktunya untuk menemani saya dan akhirnya ia bertanya tentang kesehatan saya dan rencana apa yang telah saya persiapkan untuk mencari kesembuhan. Saya katakan padanya rencana saya dan ia sangat gembira. Ia menasehati saya untuk mencari pengobatan yang lebih baik karena Allah berfirman setiap penyakit pasti ada obatnya kecuali mati dan tua. Hal ini menjadi tantangan besar bagi saya jika dibandingkan dengan kepercayaan saya. Beberapa waktu berlalu, saya mencoba untuk menghindar dari anak saya itu, namun ia memiliki kebaikan hati yang luar biasa yang seolah tak pernah habis. Akhirnya ketika saya masuk rumah sakit, ia menemani saya terus-menerus. Dan bahkan ia membayar seluruh biaya rumah sakit. Namun setelah semua yang telah ia lakukan buat saya, saya masih tak menganggapnya dan mengatakan padanya untuk kembali ke rumah dan jangan memikirkan saya lagi.

Kemudian, saya sadar saya berada di rumahnya, saya terbaring di tempar tidur milik “orang asing” dua hari setelah saya meninggalkannya. Dalam hati saya, saya telah bersumpah untuk tidak akan ke rumahnya, namun sekarang saya dirawat oleh “orang asing” ini. Ia merawat saya seperti seorang bayi. Hal yang terasa lucu bagi saya adalah ketika melihat ia melaksanakan shalat lima kali sehari.

Setelah melakukan penyembuhan, dotor mengatakan bahwa saya akan dapat berbicara secara normal dalam jangka waktu yang lama. Saat ini, ketika saya tuliskan tulisan ini, saya masih tak bisa berbicara, saya hanya bisa mendengar dan saya mendengar orang-orang berbohong kepada saya. Inilah hasil doa yang terus-menerus dipanjatkan oleh anak dan cucu saya: saya akhirnya mengerti bagaimana Islam yang sesungguhnya. Akhirnya di suatu Jum’at pagi, saya menuliskan kepada anak saya untuk tidak meninggalkan saya sendirian ketika ia hendak melaksanakan shalat. Kemudian ia bertanya apakah saya ingin masuk Islam, saya katakan ya. Kemudian, ia mengatakan pada saya untuk percaya pada satu Tuhan, para malaikat, kitab-kitab yang diturunkan Tuhan, Isa adalah utusan Tuhan dan kesembuhan berasal dari Tuhan. Kemudian saya katakan, ya saya percaya. Setelah itu, ia berkata bahwa Muhammad salallahu alaihi wa sallam adalah utusan Allah dan seorang nabi. Saya katakan ya saya percaya.

Akhirnya saya masuk masjid, anak saya membawa saya dengan kursi roda. Saya begitu bahagia sekarang dan merasa terbebaskan. Saya ingin bersyukur kepada Allah dengan semua kejadian ini.

Nasehat

  • Umur tak seharusnya menghentikan langkah untuk masuk Islam
  • Ada kedamaian dalam hati setelah akhirnya beriman dengan Islam
  • Fokus saya sekarang hanya pada satu Tuhan dan saya ingin generasi penerus saya masuk Islam seluruhnya
  • Saya sadari sekarang bahwa uang tak lain hanyalah pendukung hidup islam.about.com

avatarRedaksi
Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda. Dipersilakan membagikan artikel-artikel yang ada di blog ini tanpa perlu meminta izin kepada tim redaksi kisah muslim dunia dengan tetap mencantumkan sumber.

← Bagikan


Share/Bookmark

0 comments:

Post a Comment