Saturday 29 November 2014

Kategori: , , , ,

Ketika Kita Memiliki Basira


Kata-kata yang indah. Inilah sabil (jalan). Saya menyeru kepada Allah dengan ilmu. Basira artinya ketika anda bisa memandang penuh sesuatu. Dalam bahasa Arab, saat ini saya tidak dikatakan memiliki basira karena pilar ini: saya tidak bisa melihat orang-orang yang berada di belakang pilar ini. Dan orang-orang juga tidak bisa melihat saya. Basira artinya ketika seseorang memiliki pandangan penuh. Allah berfirman “Kami menyeru kalian dengan mata terbuka.” Anda tahu apa artinya? Artinya kita memiliki pemahaman penuh tentang mengapa kita menjadi muslim. Bukan hanya mengetahui kita adalah muslim. Namun kita harus membuka mata: mengapa kita menjadi muslim? Mengapa saya mengatakan lailahaillallah dan Muhammad rasulullah. Mengapa Al-Qur’an Kitab Allah. Katakan pada diri sendiri: saya harus paham tentang semua itu.

Sekarang begitu banyak muslim jika ditanyakan kepada mereka mengapa mereka menjadi muslim? Mereka akan menjawab,”Yah karena orang tua saya muslim, karena saya tumbuh dalam lingkungan Islam, atau karena semua orang di daerah saya beragama Islam.” Ini bukan jawaban yang bagus untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. Saya katakan kepada anda, karena saya telah melihat sendiri anak-anak dari keluarga muslim memberi pernyataan “Bahkan saya tidak tahu mengapa saya muslim.” Bahkan di Amerika, orang-orang mulai meninggalkan Islam. Dan tak ada orang yang akan mengatakan,”Astaghfirullah, dia telah murtad.” Mereka telah kehilangan rasa itu.

Baru-baru ini saya berkunjung ke Kota Meksiko. Di sana saya mencari-cari restoran halal dan saya temukan satu dari dua restoran halal di kota itu. Sebuah restoran Algerian. Pemilik restoran mengatakan bahwa ia telah berada di sana sejak tahun 1970-an. Ia juga berkata ada sekitar 100 ribu muslim Jordan yang pidah ke Kota Meksiko. Di sana ada dua masjid yang setiap Jum’at dihadiri hanya 200 sampai 300 muslim. Bayangkan, ke mana yang lain?

Itulah akibatnya, karena mereka tidak tumbuh dengan pemahaman mendalam tentang mengapa mereka menjadi muslim? Sehingga ketika mereka melihat masyarakat, mereka akan berkata,”Yah, saya hanya ingin menjadi seperti orang lain dalam menjalani hidup.” Lalu pertanyaannya mengapa kita tetap menjadi muslim? Apa pentingnya?

Globalisasi telah mengubah tatanan dunia. Youtube bisa diakses dari segala penjuru dunia. Anak-anak kita dan generasi muda kita menonton video-video yang membuat mereka bingung. Anda tidak bisa menghentikannya. Mereka akan tetap mengaksesnya. Sebelum kita memberi pendidikan kepada mereka tentang mengapa kita menjadi muslim, sebelum mereka memiliki basira, mereka tidak akan bisa berkhitmat (bermanfaat) untuk umat. Dua gagasan dalam ayat itu berhubungan satu sama lain. Di satu sisi kita menginginkan generasi muda kita bermanfaat bagi umat. Di sisi lain kita menginginkan generasi muda kita memahami hakekat mengapa kita menjadi muslim.

Ketika anda paham mengapa anda menjadi muslim, ketika anda memiliki basira, tak diragukan lagi anda akan mampu bermanfaat bagi umat. Tak diragukan lagi, anda akan mengeluarkan seluruh energi untuk melakukan apa pun di jalan Allah.

Ketika seseorang menanyai anda mengapa anda mengikuti Islam, mengapa anda melakukan ini dan itu? Anda tak memiliki jawaban. Atau akan ada yang memberi jawaban,”Yah, kami melakukan itu karena itu bagian dari budaya kami.” Setiap amalan yang kita lakukan memiliki alasan. Kita memiliki akal yang diharapkan digunakan untuk memilikirkan hal itu. Afala ta’qilun? Mengapa anda tidak berpikir? Anda harus menjadi orang yang selalu berpikir. Jangan berharap generasi penerus kita akan mengetahui bahwa Islam adalah agama yang benar. Sementara kita tidak mengajari mereka. Mereka akan menyimpulkan semuanya dengan cara mereka sendiri. Kita harus mengajari mereka sehingga mereka mengerti jati diri mereka dan mereka akan mampu menjawab semua pertanyaan itu. Ini dilakukan untuk memperkuat iman mereka. Dengan mengetahui alasan mengapa mereka menjadi muslim, mereka akan menjadi generasi yang kuat.

Satu hal lagi yang ingin saya katakan adalah ketika pemuda Islam memiliki iman yang murni, ketika pemuda Islam memiliki kekokohan dalam keimanan, mereka akan memiliki kekuatan untuk mengubah dunia. Mereka akan memiliki kekuatan untuk mengubah dunia menjadi lebih baik. Dan ketika pemuda Islam tidak memiliki iman yang murni, keyakinan yang kuat, mereka hanya akan memenuhi dunia, merka hanya jadi sampah masyarakat, dan mereka akan menjadi generasi tak guna.

avatarRedaksi
Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda. Dipersilakan membagikan artikel-artikel yang ada di blog ini tanpa perlu meminta izin kepada tim redaksi kisah muslim dunia dengan tetap mencantumkan sumber.

← Bagikan


Share/Bookmark

0 comments:

Post a Comment