Monday 26 January 2015

Kategori: , , , , ,

Menguak Misteri: Apakah Teroris Berhubungan Dengan Muslim?


Berapakah angka persentase teror penyerangan yang terjadi di Amerika dan Eropa yang dilakukan oleh muslim? Tebak. Tak ada. Tebak lagi. Dan lagi...

“Tak semua muslim adalah teroris, tapi semua teroris adalah muslim.” Berapa kali anda mendengar pernyataan itu? Tentu kita mendengar berita itu dari Fox News, Brian Kilmaede mengatakan itu, tapi menurut saya, itu hanya bagian dari rencana Fox News untuk membuat pembacanya semakin bodoh, karena kita lihat kembali minggu lalu, ketika praktisi “ahli” mereka di bidang terorisme Steve Emerson tertangkap membuat cerita bohong soal “Birmingham, Inggris tertutup bagi non-muslim.” Namun semakin menghawatirkan, karena beberapa intelektual telah menyuarakan hal ini. 

Dan pernyataan itu diikuti oleh sebuah pertanyaan: mengapa kita tidak melihat Kristen, Buddha, atau Yahudi sebagai teroris?

Kenyataannya, banyak orang dengan yakin melihat mereka sebagai muslim yang telah melakukan perbuatan mengerikan atas nama Islam. Kita sebagai muslim bisa berkata bahwa perbuatan mereka tidak didasarkan dari satu pun bagian keyakinan kita, melainkan hanya atas dasar agenda politik mereka. Tapi mereka muslim, kita tak bisa mengelak itu. 

Namun, dan hal ini mungkin akan membuat terkejut banyak orang, hingga mungkin anda ingin menarik nafas: dengan berlebihan, saya nyatakan bahwa orang-orang yang telah melakukan teror di Amerika dan Eropa bukanlah muslim. Mari menyisihkan waktu sejenak untuk merenungkan. 

Bukan kesalahan anda jika anda tidak mengetahui kenyataan ini. Salahkan media. (Betul, saya dan Sarah Palin sebenarnya setuju pada satu hal: tendensi media saat ini sudah rusak). 

Jadi berikut saya paparkan beberapa hitungan statistik untuk anda yang berminat merenung. Mari mulai dari Eropa. Mau menebak berapa persentase serangan teroris yang dilakukan muslim selama sekitar empat tahun terakhir? Salah! Kecuali jika anda menebak kurang dari 2 %. 

Sebagaimana dilansir Europol, Badan Penyelenggara Undang-undang Aliansi Eropa, tahun lalu. Mayoritas terbesar teror penyerangan yang terjadi di Eropa dilakukan oleh kelompok separatis. Sebagai contoh, di tahun 2013, sebanyak 153 serangan teror terjadi di Eropa. Hanya dua di antraranya dilatari oleh “motivasi agama” sementara 84 di antaranya diprediksi dilatari oleh konflik etnik nasional atau separatis. 

Kita bicara soal kelompok-kelompok seperti FLNC Prancis, yang menyuarakan kemerdekaan bagi kepulauan Corsica. Di Desember 2013, teroris FLNC melancarkan serangan roket secara beruntun ke kantor polisi di dua kota di Prancis. Di Yunani di akhir 2013, Angkatan Militan Besenjata Revolusioner sayap-kiri menembak mati dua anggota partai politik sayap-kanan, Golden Dawn. Sementara itu, nyaris di seluruh Italy, kelompok anarkis FAI melancarkan berbagai serangan teroris, termasuk mengirim sebuah bom ke seorang jurnalis. Dan daftar panjang peristiwa teror itu terus belanjut. 

Sudahkah anda mendengar satu dari berbagai peristiwa teror tersebut? Barang kali belum. Tapi jika muslim yang melakukan itu apakah media akan menutupi hal itu? Tak perlu dijawab, itu hanya pertanyaan satiris.

Bahkan setelah satu dari berbagai peristiwa teror terburuk di Eropa di tahun 2013 terjadi, ketika Anders Breivik memenggal 77 orang di Norway sebagai aksi terbengisnya atas nama agenda anti-islam, anti-imigran, dan pro-kristen eropa sebagaimana yang ia katakan dalam manifestonya, berapa banyak media Amerika yang mengabarkan berita itu? Betul, berita itu memang ditutupi, tapi tidak akan sama ceritanya jika ada seorang muslim (yang dikira teroris terlibat dalam sebuah kejadian teror. Ditambah lagi, kita juga tidak melihat para ahli terorisme memberikan strategi cara menanggulangi para teroris kristen. Sebenarnya, saran untuk menyebut Breivik seorang teroris kristen telah pantas, karena setara dengan tingkat kebengisan yang ia lakukan, sebagaimana diungkapkan oleh banyak media, termasuk Bill O’Reilly Fox News. 

Pernahkah anda mendengar tentang teroris buddha? Yah seperti yang kita ketahui, terotis buddha telah banyak membunuh penduduk muslim di Burma, dan beberapa bulan yang lalu juga terjadi di Sri Langka, beberapa terjadi dalam bentuk pembakaran rumah penduduk muslim, kantor usaha, dan memenggal kepala muslim. 

Atau bagaimana dengan (berani saya menyebutnya) teroris yahudi? Per 2013 laporan departemen negara soal teroris mengabarkan bahwa terdapat 399 aksi teror yang dilakukan oleh penduduk israel yang lebih dikenal sebagai “price tag attack”. Para teroris yahudi ini telah menyerang penduduk Palestina hingga menyebabkan luka fisik sebanyak 93 orang dan juga secara sengaja menghancurkan banyak masjid dan gereja. 

Kembali ke Amerika, persentase serangan teror yang dilakukan oleh muslim lebih kecil dibandingkan di Eropa. Sebuah riset yang dilakukan FBI menunjukkan bahwa 94% terorisme yang terjadi di tanah Amerika antara tahun 1980 hingga 2005 dilakukan oleh non-muslim. Yang rinciannya, 42% serangan teror dilakukan kelompok-kelompok orang latin, diikuti 24% serangan teror yang dilakukan para ekstremis sayap-kiri. 

Dan menanggapi sebuah studi yang dilakukan oleh University of North Carolina di tahun 2014 yang melaporkan bahwa sejak peristiwa serangan 9/11, serangan teroris (yang dikira muslim) telah menewaskan 37 warga Amerika. di tahun yang sama, lebih dari 190.000 warga Amerika terbunuh. 

Sebenarnya di tahun 2013, peristiwa pembunuhan yang terjadi di Amerika agaknya disebabkan oleh anak-anak balita ketimbang disebabkan oleh teroris. Pada tahun itu, 3 orang Amerika terbunuh karena bom di Boston Maraton. Berapa banyak orang yang dibunuh oleh balita di tahun 2013? Lima, semuanya karena tembakan tak sengaja. 

Namun media tidak mungkin meliput berita-berita soal serangan teroris yang dilakukan non-muslim dengan berahi yang sama. Kenapa? Itulah yang disebut keputusan bisnis. Kisah soal menakuti orang lain berjalan dengan apik. Sebuah kisah yang bisa diramu dengan binkai sosok yang baik dan sosok yang jahat dengan orang Amerika sebagai pemeran tokoh kebenaran dan muslim sebagai tokoh kejahatan.  

Terus terang, mungkin kita tak ingat atau sudah lupa kapan terakhir kali kita mendengar media melabeli orang-orang yang menyerang klinik aborsi sebagai “kristen teroris”, meskipun serangan ini terjadi di setiap satu dari tiap lima fasilitas persalinan? Jawabannya, berita seperti itu tak akan “menjual”. Di atas semua itu, kita berada di negara mayoritas kristen yang terkenal, sehingga akan membuat tak enak jika kita menengok kanan-kiri mencari musuh di negara sendiri. 

Itulah mengapa kita tidak pernah mendengar cerita tentang bagaimana menurunkun angka kematian rata-rata 30 orang Amerika terbunuh setiap hari oleh pistol atau rata-rata 3 wanita mati per hari karena KDRT. Tetapi media akan selalu memiliki ahli-ahli yang siap berdiskusi jika berbicara soal cara menghentikan muslim teroris agar tidak lagi membunuh orang-orang Amerika, meskipun anda sebenarnya punya kesempatan yang lebih banyak untuk terbunuh karena sebuah kulkas menjatuhi anda. 

Ketahuilah, artikel ini bukan dimaksudkan untuk mengubah model bisnis media saat ini. Namun saya berharap anda akan sadar bahwa tak semua muslim adalah teroris. Sebenarnya, jumlah mereka (muslim yang dikira teroris) sangat sedikit. Saya tidak mengatakan untuk mengabaikan bahaya Islam Radikal, tapi coba pandangilah kulkas-kulkas itu. 

avatarRedaksi
Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda. Dipersilakan membagikan artikel-artikel yang ada di blog ini tanpa perlu meminta izin kepada tim redaksi kisah muslim dunia dengan tetap mencantumkan sumber.

← Bagikan


Share/Bookmark

2 comments:

  1. Luasnya dunia dan kompleksitas isinya tidaklah seluas Alquran dan sunnah Nabi.Hal itu krn dalam Alquran dan sunnah Nabi terdapat penjelasan alasan dunia diciptakan, apa yg akan dilakukan para penghuninya, dan kesudahannnya atau akhir dunia.

    ReplyDelete
  2. Benar sekali Mas Deba Boseh...

    ReplyDelete