Nama saya Saeed, umur 34 tahun, saya tinggal di Swedia. Juni tahun lalu, saya mengikrarkan syahadatain dan resmi masuk agama yang indah ini. Beginilah cerita saya masuk Islam.
Sebelum saya menemukan Islam, saya tidak tertarik sama sekali dengan agama, saya selalu berkata dalam hati,”Agama hanya untuk orang lain, bukan saya”. Saya dulu beragama Kristen Katolik, tapi saya tak pernah peduli, lagipula saya tidak pernah memahami Agama Kristen, Subhanaallah. Agama menurut saya tak masuk akal. Bertahun-tahun saya menjalani kehidupan ala Barat, tanpa berpikir tentang agama. Bahkan saya kira saya adalah ateis sebelum saya masuk Islam.
Jadi bagaimana bisa orang yang tak mau tahu urusan agama seperti saya masuk Islam? Hal itu bermula di musim gugur 2011, ketika saya mulai ingin mengetahui perbedaan orang-orang muslim di Facebook dan di dunia nyata, melalui kegiatan pro-Palestina. Seperti orang-orang non-Muslim Barat lainnya, saya tidak begitu banyak mengetahui tentang Islam dan saya mulai bertanya berbagai hal kepada teman baru saya yang beragama Islam. Apa yang mengagumkan bagi saya adalah jawaban mereka semua sama. Meskipun mereka bukan muslim yang begitu taat, mereka mengetahui banyak tentang agama mereka dan mereka selalu bisa memberikan jawaban dari Al-Qur’an menngenai pertanyaan yang saya ajukan. Dan hal itu membuat saya sangat terkesan. Semua hal yang mereka katakan masuk akal.
Bahkan sebelum saya mulai berdiskusi dengan orang-orang Islam, saya terbiasa mendengarkan Murotal Al-Qur’an, karena saya merasa suaranya begitu indah meski saya tidak tahu artinya. Saya mendengar beberapa Qori menangis ketika membaca Al-Qur’an dan hal itu begitu menyentuh saya. Kemudian, suatu malam saya bermimpi tentang Murotal Al-Qur’an, dan dalam mimpi itu saya bisa memahami setiap kata dari Al-Qur’an yang dibacakan, meskipun itu berbahasa Arab. Dan saya bisa melihat masjid di dalam mimpi itu.
Setelah mimpi itu, saya mulai menyelidiki tentang Islam, dan hal pertama yang saya lakukan adalah berhenti makan daging babi, saya kemudian saya tahu itu menjijikkan. Di Bulan Maret 2012, saya mulai membaca Al-Qur’an terjemahan Swedia dari awal hingga akhir, dan ketika membaca Al-Qur’an itu kehidupan saya berubah drastis. Saya sangat terkagum-kagum dengan Al-Qur’an. Al-Qur’an memberikan saya semua jawaban yang saya butuhkan untuk memahami Islam. Ketika saya sedang membaca, kerap kali berbagai pertanyaan tiba-tiba muncul seperti,”Saya heran mengapa Allah berkata tentang ini dan itu...” dan Subhanaallah ketika membuka halaman selanjutnya saya pasti akan menemukan jawabannya. Karena itulah saya merasa Allah menuntun saya ke jalan yang benar. Dan ketika saya membaca ayat, bahwa Allah hanya menunjuki orang yang Dia kehendaki dan membiarkan yang lain tersesat, saya benar-benar merasa rendah dan saya mulai banyak menangis. Jadi dengan segenap kata pengagungan kepada Allah dan salawat serta salam kepada nabi-Nya salallahu alaihi wasallam saya mulai belajar melaksanakan shalat. Ketika saya membaca Al-Qur’an dan melaksanakan shalat, saya memperoleh ketenangan yang begitu dalam yang tak mudah diterangkan. Saya hanya bisa berkata semuanya tiba-tiba terasa begitu indah dan berbagai hal dalam hidup saya mulai berubah.
Salah satu teman saya mengajurkan saya untuk pergi ke masjid dan berbicara dengan muslimin di sana dan kepada imam masjid dan mendengar apa yang mereka katakan. Jadi di hari Jum’at saya pergi ke masjid lokal di daerah saya dan berbicara dengan imam setelah shalat Jum’at. Beliau sangat senang mendengar pengalaman saya selama ini, begitu pula orrang-orang yang tetap di sana dan mendengar cerita saya. Semua orang begitu baik kepada saya, MasyaAllah dan saya merasa menjadi bagian dari saudara-saudara muslim. Setelah dari sana saya memutuskan untuk masuk Islam. Dalam pikiran saya, saya merasa saya sudah masuk Islam, saya telah melaksanakan shalat secara teratur dan saya telah menghentikan semua perbuatan buruk saya seperti merokok. Tepat di hari Sabtu, 2 Juni saya mengucapkan, “Ash-hadu an la ilaha illa allah, wa ash-hadu anna Mohammadan ‘abduhu wa rasuluhu” dan ketika itu, saya merasa ada seseorang yang menuangkan air es di leher saya.
Dan sejak saya masuk Islam, kehidupan saya menjadi sangat positif, saya bersyukur kepada Allah atas riski yang Dia berikan kepada saya. Dan di bulan Februari tahun ini saya menikah dengan seorang muslimah yang mengagumkan dari Maroko. Kami mendambakan kehidupan yang Islami, Insyaallah.
← Bagikan

0 comments:
Post a Comment