Nama saya Kimberly dan saya masuk Islam di April 2011. Saya tumbuh sebagai seorang kristen, namun saya tak pernah mengamalkan ajaran kristen. Saya tak tertarik dengan agama. Ketika kuliah, barulah saya mulai tertarik mempelajari sejarah Agama Kristen. Bukan untuk membuat diri saya memercayai Agama Kristen, namun sebaliknya, untuk membuktikan bahwa Agama Kristen bukanlah agama yang benar. Suatu hari, dosen profesor saya meminta para mahasiswanya untuk mengikuti seminar mengenai Islam sebagai tambahan SKS. Pembicaranya adalah seorang profesor dari Mesir dan ia berbicara dengan sangat mengagumkan mengenai Islam dan kedamaian. Ketika itu tahun 2006, dan saya belum mendengar satu pun kabar positif tentang Islam bahkan hingga saya mengahadiri seminar itu. Alhamdulillah, karena profesor itu, persepsi saya tentang muslim dan Islam berubah drastis.
Suatu hari di tahun 2010, saya menonton film dokumenter yang diproduksi oleh National Geographic yang menampilkan bagaimana Islam sebenarnya menurut pemeluknya. Ini adalah kali pertama saya mendengar perempuan muslim menerangkan betapa mengagumkannya menjadi seorang muslim. Setelah itu, saya mulai tak henti-hentinya membaca semua hal tentang Islam. Saat itu saya tengah diberhentikan kerja, jadi saya bisa pergi ke perpustakaan dan membaca buku tentang Islam sepanjang hari. Setelah semakin memahami Islam, saya merasa semakin ingin memeluk Islam. Sudah tak terbayangkan, berapa banyak buku yang saya baca saat itu. Kemudian, saya memberanikan diri untuk membeli muskhaf Al-Qur’an, sehingga kapan pun saya merasa jenuh dalam hidup, saya akan membaca Al-Qur’an. Seakan saya merasa, Al-Qur’an ditulis hanya untuk saya. Ketika saya membacanya, seketika itu saya merasakan kedamaian merasuk dalam relung-relung jiwa.
Akhirnya, saya mencari masjid terdekat di internet dan saya temukan Sekolah Islam yang dekat dengan rumah saya. Saya pergi ke sana karena saya butuh seorang muslim untuk diajak bicara. Seolah ada semacam kebutuhan mendesak yang mendorong saya untuk pergi ke sana. Beruntunglah saya bertemu imam masjid di sana.
Setelah berdiskusi dengan beliau, saya merasa telah siap untuk mengikrarkan syahadatain. Beliau kemudian memanggil 4 atau 5 orang sebagai saksi (guru-guru di sana) dan saya mengikrarkan syahadatain. Seketika saya merasa seperti menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar dari saya. Dada saya dipenuhi kebahagiaan yang tak terkira. Beberapa muslimah mempersilakan saya untuk ke sekolah agar saya bisa belajar shalat bersama anak-anak ketika shalat dhuhur. Saya menjadi sukarelawan di kantin sekolah semenjak saya tak bekerja dan mereka mengajari saya begitu banyak.
Saya sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya berpindah keyakinan menjadi Islam. Insya Allah perjalanan saya menuju Islam akan diberkahi. Alhamdulillah untuk Islam.
Kimberly H.
← Bagikan

0 comments:
Post a Comment