Nama saya Wardah, berumur 30 tahun, seorang mualaf. Saya merasa tersanjung untuk berbagi kisah saya masuk Islam.
Saya masuk Islam ketika saya menikah di usia 18 tahun. Saat itu, saya masuk Islam hanya karena saya ingin menikah dengan mantan suami saya. Mantan suami saya memberikan syarat menikah jika saya mau masuk Islam. Saya mengikrarkan syadatain dengan keyakinan yang keliru. Saya masih sangat muda saat itu. Saya juga tak mengenal muslim lain, jadi apa pun yang mantan suami saya nasehatkan, saya pikir itu adalah benar. Di masa menikah dulu, mantan suami saya bukanlah seorang muslim yang taat dan bahkan ia juga tak pernah belajar tentang Islam. Pernikahan saya dengannya hanya bertahan 4 tahun, setelah itu kami bercerai.
Setelah perceraian saya, saya tak kembali masuk agama Kristen, karena ada yang mengatakan kepada saya bahwa setelah menjadi muslim seseorang tidak boleh berganti agama lagi, apa pun keadaannya. Meskipun saya tak berganti agama, saya juga tak pernah hidup secara Islami -saya tak memakai hijab, tak pernah menundukkan pandangan, bergaul dengan kawan-kawan yang buruk, dan sering pergi ke diskotik. Gaya hidup semacam ini saya lakoni selama beberapa tahun, hingga hidayah Allah datang.
Saya tak mampu memjelaskan perasaan saya saat itu, namun saya dapat menceritakan kejadian itu yakni pada 15 Ramadhan 2009. Saya bangun di pagi hari dengan mengucap kalimat syahadat. Ya Rab, saya benar-benar tak mengerti apa yang baru saja terjadi dan apa yang baru saja saya ucapkan. Saya bingung dengan apa yang terjadi namun di sisi lain saya begitu merasakan perasaan tenang dan damai. Kemudian saya datang menemui seorang muslimah yang saya kenal dan menceritakan apa yang baru saja saya alami. Saya melihat kebahagiaan yang tiba-tiba terpancar dari wajahnya. Ia mengatakan kepada saya bahwa saya telah mendapat hidayah. Ia juga mengatakan bahwa Allah memberikan hidayah kepada siapa pun yang Dia kehendaki. Saya merasa kehangatan merasuk dalam hati saya demi mendengar kata-katanya. Kemudian ia mengatakan kepada saya bahwa saya harus menjadi seorang muslimah yang taat dan banyak belajar ilmu agama dan itulah yang saya lakukan kemudian. Malam itu juga saya kabarkan kepada orang tua saya bahwa saya ingin menjadi muslim taat dan meninggal dengan bangga sebagai seorang muslim. Alhamdulillah, orang tua saya menerima keputusan saya dan berjanji akan selalu mendukung saya.
Semenjak hidayah datang, hidup saya semakin dipenuhi dengan keberkahan dan kebaikan. Melalui Islam saya menemukan diri saya dan tujuan hidup saya. Karena Islam, saya merasa, hidup saya telah lengkap, karena Islam saya merasa tak akan pernah tersesat, dan semoga ini adalah keberuntungan yang Allah janjikan kepada saya.
Setelah itu, kawan saya mulai mengajari saya dasar-dasar Islam. Saya memutuskan untuk mengambil langkah lebih cepat dan mengikuti sunnah. Saya merasa sangat bernafsu untuk mempelajari ilmu Islam. Di tahun 2010, saya mengikuti program muallaf satu tahun dan Alhamdulillah atas petunjuk dari Allah saya lulus di Desember 2010. Alhamdulillah Allah semakin menguatkan iman saya. Januari 2011, saya mendaftar sebagai peserta kuliah muslimah di Islaahul Baanat. Selain belajar saya juga semakin mendapat banyak kawan muslim yang benar-benar menyemangati dan membantu selama masa studi saya.
Saya juga belajar menjadi hafidz. Saya sering meminta kepada Allah dalam Istikharah saya untuk selalu diberi pentunjuk dan Alhamdulillah Allah memberikan petunjuk sehingga saya menemukan sebuah sekolah hafidz, di Ottery, Cape Town. Saya temukan tugas saya di dunia, tujuan dan keberadaan saya di sini tak lain hanyalah untuk menjadi hamba Allah subhanahu wa taala dan beribadah hanya kepada-Nya. Saat ini saya masih menyelesaikan studi hafidz saya secara penuh dan paruh waktu ikut serta sebagai siswa di Qurra Development Program. Keinginan kuat saya sat ini adalah menamatkan hafalan Al-Qur’an 30 Jus dan kemudian mempelajari Qiraah dan memperoleh ijazah dalam bidang membaca Al-Qur’an 10 Qiraah. Alhamdulillah Allah menganugerahi kebaikan kepada saya.
Setiap hari saya mengucap Alhamdulillah dan bersyukur kepada Allah karena telah memilihkan saya jalan hidup terindah, yakni Islam. Tanpa Islam saya bukanlah apa-apa, dengan Islam saya tahu diri saya.
Saya tinggal dengan orang tua saya di Cape Town, Afrika Selatan. Mereka sangat mendukung semua apa yang saya lakukan. Mereka membantu apa pun yang mereka bisa lakukan. Alhamdulillah saya dianugerahi orang tua yang baik. Saya selalu berdoa kepada Allah agar orang tua saya diberi hidayah sebagaimana saya diberi hidayah.
Begitu indah cara Allah memberikan hidayah kepada seorang hamba. Saya yakin muallaf lain bisa merasakan itu. Allahu Akbar! Allah benar-benar memberikan keberkahan dan kebaikan yang begitu banyak dalam hidup kita.
Wardah M.
← Bagikan

0 comments:
Post a Comment